Pages

Kamis, 07 November 2013

makalah USG, Vakum Ekstraksi dan Doppler


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Selama masa kehamilan tentunya ibu selalu berharap yang terbaik untuk janin di dalam kandungan. Tak urung tiap kali melakukan pemeriksaan ke dokter atau bidan, ibu akan bertanya-tanya bagaimana keadaan janin. 
Pemantauan janin tentunya tidak bisa dilakukan dengan kasat mata. Maka dari itu, biasanya pemantauan dilakukan dengan mendengarkan denyut jantungnya. Bukan hanya memantau apakah denyut jantung janin keras atau lemah, tetapi kita juga bisa melihat keadaan janin dalamkandungan dengan menggunakan USG.
USG (Ultrasonografi) yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor.
Ekstraktor vacum adalah alat yang menggunakan daya hampa udara (tekanan negatif) untuk melahirkan bayi dengan tarikan pada kepala.


B.     Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Secara terperinci tujuan penulisan makalah ini adalah
1.      Mengetahui pengertian, jenis, langkah pemeriksaan, cara pemakaian, pemeliharaan, dan penyimpanan Doppler.
2.      Mengetahui pengertian, kegunaan, cara kerja, cara pemeriksaan, jenis pemeriksaan, dan manfaat USG.
3.      Mengetahui pengertian, prinsip kerja, pelaksanaan, indikasi, kontraindikasi, syarat, alat, langkah klinik, komplikasi, dan kerugian Ekstraksi Vacum



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Doppler
1.      Pengertian Doppler
Fetal Doppler adalah alat untuk deteksi detak jantung janin di dalam kandungan sang ibu. Gunanya untuk memeriksa apakah sang janin tumbuh dengan normal, dengan ditandai adanya denyut jantungnya. Umumnya teknik yang digunakan untuk deteksi detak jantung janin adalah dengan ultrasound (frekuensi 2 MHz).
Dibawah ini  terdapat  salah  satu  contoh  alat  doppler  yang  bisa sebagai   pengetahuan.  Alat  ini  merupakan  Ultrasonic  Fetal  Doppler  dimana digunakan untuk mendiagnosa detak jantung janin pada masa kehamilan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi052gWf2461J_ywWb8eoxxfYVTF1a4k5jD8vaHOdfgAUdsfehQHefR2MnmZO44jMn4jw3M2tVL5mhXZOhjYayG-VRprKQcLKMr_rLsUBYj69wBrH_0sTpyzbA19L4X89hQkub53G1UkpM/s320/dop.jpg

Dengan bantuan probe alat ini meradiasi gelombang ultrasonik dan organ yang bergerak seperti hati, aliran darah. Sinyal ultrasonik akan menginterprestasikan setiap perubahan yang terjadi. Alat ini dapat secara otomatis mengukur detak  jantung dengan  menggunakan teknologi mikroprosesor dan output secara digital.
2.      Sensor Ultrasonik
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang akustik yang memiliki frekuensi mulai 20 kHz hingga sekitar 20 MHz. Frekuensi kerja yang digunakan dalam gelombang ultrasonik bervariasi tergantung pada medium yang dilalui, mulai dari kerapatan rendah pada fasa gas, cair hingga padat. Jika gelombang ultrasonik berjalan melaui sebuah medium, Secara matematis besarnya jarak dapat dihitung sebagai berikut:
s = v.t/2     ………………….Pers (1)
dimana s adalah jarak dalam satuan meter, v adalah kecepatan suara yaitu 344 m/detik dan t adalah waktu tempuh dalam satuan detik. Ketika gelombang ultrasonik menumbuk suatu penghalang maka sebagian gelombang tersebut akan dipantulkan sebagian diserap dan sebagian yang lain akan diteruskan.
Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik. Pada sensor ini gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah benda yang disebut piezoelektrik. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 40 kHz ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Sensor ultrasonik secara umum digunakan untuk suatu pengungkapan tak sentuh yang beragam seperti aplikasi pengukuran jarak. Alat ini secara umum memancarakan gelombang suara ultrasonik menuju suatu target yang memantulkan balik gelombang kearah sensor. Kemudian sistem mengukur waktu yang diperlukan untuk pemancaran gelombang sampai kembali kesensor dan menghitung jarak target dengan menggunakan kecepatan suara dalam medium. Rangkaian penyusun sensor ultrasonik ini terdiri dari transmitter, reiceiver, dan komparator. Selain itu, gelombang ultrasonik dibangkitkan oleh sebuah kristal tipis bersifat piezoelektrik. 
a.      Piezoelektrik
Kristal piezoelektrik ditemukan oleh Piere Curie dan Jacques pada tahun 1880, dengan tebal ,85 mm. Bila kristal ini diberi tegangan listrik, maka lempengan kristal akan mengalami vibrasi sehingga timbullah ultrasonik .
Sebaliknya , vibrasi pada kristal akan menghasilkan listrik  . Oleh karena itu maka kristal piezo elektrik digunakan sebagai transduser pada Fetal Doppler.
Frekuensi dan daya ultrasonik yang dipakai dalam bidang kedokteran disesuaikan dengan kebutuhan.
Untuk diagnostik digunakan frekuensi 1 – 5 MHz dengan daya 0,01 W/cm2.
Untuk terapi digunakan daya 1 W/cm2, bahkan untuk menghancurkan kanker diperlukan daya 1000 W/cm2.
Dasar penggunaan ultrasonik adalah efek, Doppler, yaitu terjadi perubahan frekuensi akibat adanya pergerakan pendengar, sebaliknya dan getaran yang dikirim ke obyek akan direfleksikan oleh obyek itu sendiri .
Sensor piezoelektrik secara langsung mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Tegangan input yang digunakan menyebabkan bagian keramik meregang dan memancarkan gelombang ultrasonik. Tipe operasi transmisi elemen piezoelektrik sekitar frekuensi 32 kHz. Efisiensi lebih baik, jika frekuensi osilator diatur pada frekuensi resonansi piezoelektrik dengan sensitifitas dan efisiensi paling baik. Jika rangkaian pengukur beroperasi pada mode pulsa elemen piezoelektrik yang sama dapat digunakan sebagai transmitter dan reiceiver. Frekuensi yang ditimbulkan tergantung pada osilatornya yang disesuiakan frekuensi kerja dari masing-masing transduser. Karena kelebihannya inilah maka tranduser piezoelektrik lebih sesuai digunakan untuk sensor ultrasonik.
b.      Transmitter
Transmitter adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pemancar gelombang ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40 kHz yang dibangkitkan dari sebuah osilator. Untuk menghasilkan frekuensi 40 KHz, harus di buat sebuah rangkaian osilator dan keluaran dari osilator dilanjutkan menuju penguat sinyal. Besarnya frekuensi ditentukan oleh komponen kalang RLC / kristal tergantung dari disain osilator yang digunakan. Penguat sinyal akan memberikan sebuah sinyal listrik yang diumpankan ke piezoelektrik dan terjadi reaksi mekanik sehingga bergetar dan memancarkan gelombang yang sesuai dengan besar frekuensi pada osilator.
c.       Receiver
Receiver terdiri dari transduser ultrasonik menggunakan bahan piezoelektrik, yang berfungsi sebagai penerima gelombang pantulan yang berasal dari transmitter yang dikenakan pada permukaan suatu benda atau gelombang langsung LOS (Line of Sight) dari transmitter. Oleh karena bahan piezoelektrik memiliki reaksi yang reversible, elemen keramik akan membangkitkan tegangan listrik pada saat gelombang datang dengan frekuensi yang resonan dan akan menggetarkan bahan piezoelektrik tersebut.
3.      Jenis Dopplers
Perbedaan Dopplers yang digunakan di rumah atau rumah sakit sebagai berikut:
·      Produsen : Produsen yang populer adalah Nicolet, Huntleigh, Summit Doppler, EchoHeart, Ultrasound Technologies (Seward / Wakeling), Parks Medical Electronics (as Obstetrical Dopplers), dan Sunray.
·      Jenis Probe : Tahan air atau tidak. Waterproof probe digunakan untuk proses melahirkan di air.
·      Frekuensi : 2–3 MHz probe. Kebanyakan praktisi dapat menemukan detak jantung dengan probe baik. Probe 3 MHz dianjurkan untuk mendeteksi denyut jantung pada awal kehamilan (8-10 minggu kehamilan). Probe 2 MHz dianjurkan bagi wanita hamil yang kelebihan berat badan. Probe 5 MHz EchoHeart transvaginal Doppler janin Probe membantu dalam deteksi Denyut jantung janin (FHT) di awal kehamilan (6-8 minggu) dan untuk pasien yang memiliki rahim retroversi atau selama kehamilan untuk deteksi FHT untuk wanita yang mengalami obesitas.
·      Tampilan Denyut jantung : Beberapa Dopplers secara otomatis menampilkan denyut jantung, dan Doppler yang lain harus dihitung manual.
4.      Langkah-langkah pemeriksaan
a.       Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang
b.      Beri jelly pada doppler /lineac yang akan digunakan
c.       Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin.
d.      Hitung detak jantung janin :
i.          Dengar detak jantung janin selama 1 menit, normal detak jantung janin 120-140 / menit.
ii.          Beri penjelasan pada pasien hasil pemeriksaan detak jantung janin
e.       Jika pada pemeriksaan detak jantung janin, tidak terdengar ataupun tidak ada pergerakan bayi, maka pasien diberi penjelasan dan pasien dirujuk ke RS.
f.       Pasien dipersilahkan bangun
g.      Catat hasil pemeriksaan jantung janin pada buku Kart Ibu dan Buku KIA
5.      Prinsip Kerja Pesawat Fetal Doppler
·         Sebuah lapisan tipis dari jelly ditempatkan antara probe dan kulit untuk memastikan semua suara memasuki tubuh.
·         Probe berisi pemancar dan penerima.
·         Sebuah pulsa Ultrasound dikirimkan oleh pemancar.
·         Pulsa tercermin dari permukaan dan kembali ke penerima.
·         Mesin Ultrasound mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pulsa untuk kembali.

6.      Pemantauan janin
Pemantauan janin tak bisa dilakukan secara kasat mata, karena ia masih “bersembunyi” dalam rahim. Umumnya, pemantauan dilakukan dengan cara mendengar denyut jantung janin. Bukan hanya keras atau lemahnya denyut jantung, tetapi juga perubahan iramanya, terutama saat terjadi kontraksi rahim. Kenapa? Ketika janin stres, denyut jantung yang tadinya berirama dan kuat, bisa saja jadi tidak berirama dan melemah. Informasi ini perlu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan toleransi janin terhadap proses persalinan. Dokter juga bisa tahu apakah perlu intervensi atau tidak.
Sebagai catatan, denyut jantung normal yang menunjukkan bahwa janin tidak mengalami stres adalah 120-160 per menit, dengan variabilitas sekitar 5-25 denyut per menit.
7.      Denyut Jantung Janin
Dimulai pada minggu ke-5, jantung janin akan semakin cepat pada tingkat 3,3 denyut perhari untuk bulan berikutnya. Jantung janin mulai berdetak pada tingkat kurang lebih sama seperti ibu, yang 80-85 bpm. Dibawah ini gambaran perkiraan denyut jantung janin selama 5 sampai 9 minggu, dengan asumsi tingkat awal dari 80.
·         Minggu 5 dimulai pada 80 dan berakhir pada 103 bpm
·         Week 6 starts at 103 and ends at 126 bpmMinggu 6 dimulai pada 103 dan berakhir di 126 bpm
·         Week 7 starts at 126 and ends at 149 bpmMinggu 7 dimulai pada 126 dan berakhir di 149 bpm
·         Week 8 starts at 149 and ends at 172 bpmMinggu 8 dimulai pada 149 dan berakhir di 172 bpm
·         At week 9 the fetal heartbeat tends to beat within a range of 155 to 195 bpm.Pada minggu 9 detak jantung janin cenderung untuk mengalahkan dalam jarak 155-195 bpm.
Denyut jantung janin akan mulai menurun dan umumnya akan jatuh dalam kisaran 120-160 bpm oleh minggu 12.
8.      Cara Pemakaian Doppler Biosys Ifm 500 :
·           Untuk menghidupkan Doppler tekan tombol On/Off yang ada disebelah kiri Doppler. Tekan tombol On/Off “Θ” tersebut sampai Doppler hidup dan ada bunyi “Bip”.
·           Letakkan Probe Doppler pada bagian atas perut ibu hamil yang sudah diberi ultrasonic Gel.
·           Hasil pengukuran denyut janin akan tampil pada display yang ada pada Doppler.
·           Untuk mematikan Doppler maka tekan tombol On/Off “Θ” tersebut sampai Display mati dan ada bunyi “Bip”.
9.      Cara Perawatan Doppler Biosys Ifm 500 :
·           Bersihkan sisa Gel yang menempel pada Probe Doppler setelah pemeriksaanmenggunakan Lap lembut yang sudah dibasahi sedikit Alkohol sampai bersih, lalu keringkan dengan lap lembut yang kering.
·           “Karena jika sisa Gel yang menempel pada Probe Doppler tidak dibersihkan setelah pemeriksaan, maka akan memyebabkan kerusakan pada Probe Doppler”.
·           Simpan Doppler di tempat bersih yang tidak berdebu dan tidak lembab. Jauhkan dari binatang – binatang kecil yang dapat menyebabkan kerusakan pada unit seperti  ( semut, nyamuk, dan kecoak ). 
·           Mohon anjuran diatas diperhatikan dan dilakukan agar unit doppler dapat bertahan lama penggunaannya
10.  Pemeliharaan Doppler
a.      3 Bulanan :
·           Cek dan bersihkan bagian – bagian  alat
·           Cek baterai, ganti bila perlu
·           Cek dan bersihkan probe dengan kain halus dan gunakan air hangat atau sabun lunak
·           Cek pengatur volume / sound level
·           Cek suara keluaran
·           Cek konektor probe dan bersihkan
b.           1 Tahunan
·           Cek kebocoran arus listrik
·           Cek hubungan pembumian
11.  Penyimpanan
·           Kembalikan posisi volume / sound level regulator  ke posisi minimum.
·           Matikan alat dengan menekan atau memutar tombol on/ off ke posisi off.
·           Lepaskan hubungan alat dari catu daya atau kecuali (yang memakai baterai ).
·           Bersihkan probe
·           Letakkan probe pada tepatnya
·           Pasang penutup debu
·           Simpan alat pada tempatnya.

B.     USG
1.      Pengertian USG
USG (Ultrasonografi) adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor.

2.      Kegunaan USG
Secara umum kegunaan USG adalah membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai kelainan organ tubuh. Salah satu contoh ultrasonografi adalah Sonografi obstetric yang digunakan oleh dokter spesialis kebidanan  untuk memperkirakan usia kandungan, memperkirakan hari persalinan dan juga dapat membantu melihat adanya  kelainan pada kandungan/janin.
3.      Skema cara kerja USG
a.        Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
b.      Monitor Monitor yang digunakan dalam USG
c.        Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC, USG merubah gelombang menjadi gambar.
4.      Cara pemeriksaan
Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a) Pervaginam
Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan dalam.
1. Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.
2. Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.
3. Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.
4. Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.
5. Tidak menyebabkan keguguran.


b) Perabdominan
1. Probe USG di atas perut.
2. Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.
3. Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru menembus rahim.

Pemeriksaan dengan USG wajib semasa kehamilan sebetulnya hanya dua kali, yaitu:
1. Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan (usia kehamilan berapa pun namun biasanya pada usia kehamilan 10-12 minggu). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai skrining awal. Gambaran janin yang masih sekitar 8 cm akan terlihat tampil secara utuh pada layar monitor.
2. Usia kehamilan 20-24 minggu sebagai skrining lengkap. Setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu gambaran janin pada layar monitor akan terlihat sebagian-sebagian/tidak secara utuh. Karena alat scan USG punya area yang terbatas, sementara ukuran besar janin sudah bertambah atau lebih dari 8 cm. Jadi, untuk melihat kondisi janin dapat per bagian, misalnya detail muka, detail jantung, detail kaki dan sebagainya. Selain itu, penggunaan alat USG dapat dilakukan atas dasar indikasi yakni:
a) Pemeriksaan USG serial untuk mengukur pertumbuhan berat badan janin.
b) Bila perlu pada usia kehamilan 38-42 minggu untuk melihat bagaimana posisi bayi apakah melintang, kepala turun, dan lainnya.





5.      Jenis pemeriksaan USG
a.        USG 2 Dimensi


LogiqPro100l.jpg

Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.

b.       USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).index.jpg
c.        USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
d.       USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan / kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
1). Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
2). Tonus (gerak janin).
3). Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
4). Doppler arteri umbilikalis.
5). Reaktivitas denyut jantung janin.
d. saat tepat pemeriksaan

6.      Manfaat USG
a.  Trimester I
1). Memastikan hamil atau tidak.
2). Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda kehidupannya.
3). Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.
4). Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan sebagainya.
b.  Trimester II:
1). Melakukan penapisan secara menyeluruh.
2). Menentukan lokasi plasenta.
3). Mengukur panjang serviks.
c. Trimester III:
1). Menilai kesejahteraan janin.
2). Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.
3). Melihat posisi janin dan tali pusat.
4). Menilai keadaan plasenta.
C.    Vacum Ekstraksi
1.      Pengertian Vacum Ekstraksi
Ekstraksi vakum ialah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negative (vakum) di kepalanya (Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.2001:331)
Ekstraksi vakum adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.2007:495)
Vakum ekstraksi adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan akstraksi tenaga negative (vakum) di kepalanya (Kapita Selekta, 2001).
Menurut Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal (2007) vakum ekstraksi adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi.
Menurut Saifudi (2002), vakum ekstraksi adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi ibu dan ekstraksi pada bayi.
Menurut Sarwono (2007) Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan dengan prinsip antara kepala janin dan alat penarik mengikuti gerakan alat vakum ekstraktor.
Ekstraktor vacum adalah alat yang menggunakan daya hampa udara (tekanan negatif) untuk melahirkan bayi dengan tarikan pada kepala.

2.      Prinsip Kerja Vacum Ekstraksi
Prinsip dari cara ini adalah mengadakan suatu vakum (tekanan negatif) melalui suatu cup pada kepala bayi, dengan demikian akan timbul caput secara artificiil dan cup akan melekat erat pada kepala bayi. Penurunan tekanan harus diatur perlahan-lahan untuk menghindarkan kerusakan pada kulit kepala, mencegah timbulnya perdarahan pada otak bayi dan supaya timbul caput succedaneum, prinsip kerja vakum ekstraksi yaitu membuat suatu caput succedaneum artifisialis dengan cara memberikan tekanan negatif pada kulit kepala janin melalui alat ekstraktor vakum. Dan caput ini akan hilang dalam beberapa hari.
3.    Pelaksana Vakum Ekstraksi
Vakum ekstraksi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ahli. Adapun pelaksana tindakan vakum ekstraksi adalah dokter dan bidan terlatih. Syarat bidan yang boleh melakukan vakum ekstraksi, yaitu bidan yang bertugas di Rumah Sakit atau minimal Puskesmas PONED bekerja sama/berada dibawah perintah dokter spesialis obstetri ginekologi. Pelaksanaannya dilakukan minimal oleh dua bidan.
4.      Indikasi Vakum Ekstraksi
a. Indikasi Ibu
1). Power Ibu Menurun
 tanda: frekuensi his semakin menurun, nadi ibu cepat > 100 x/mnt, nafas cepat > 40x/mnt
2). Decom Tingkat I
 tanda: sesak nafas yang dialami ibu setelah ibu mengejan.
3). Tekanan Darah Naik
 tanda: ibu pusing, ada kenaikan tekanan sistole dan diastole
4). Tidak Kuat Mengejan
 penurunan kepala janin statis, saat ibu mengejan dua kali kepala tidak mengalami penrunan.
5). Adanya Kenaikan Suhu
 suhu naik lebih dari normal, > 37,5
b. Indikasi Janin
1). Gawat Janin
 djj janin 160x/mnt
c. Indikasi Waktu
1). Kala II Memanjang
 tanda: pada primi peralinan kala II > 2 jam, pada multi > 1 jam
5.      Kontraindikasi Vakum Ektraksi
a. Ibu : ibu yang menderita rupture uteri membakat, ibu yang tidak boleh
mengejan, CPD.
b. Janin : Mal presentasi kepala janin (dahi, muka, bokong, puncak kepala),
kepala menyusul, bayi premature, gawat janin, capur succedaneum yang sudah besar.
6.      Syarat
Syarat-syarat dilakukan ekstraksi vakum
• Pembukaan lengkap atau hampir lengkap
• Presentasi kepala
• Janin cukup bulan (tidak prematur)
• Tidak ada kesempitan panggul (disproporsi sefalo pelvik)
• Anak hidup dan tidak gawat janin
• Penurunan H III/III + (puskesmas H IV/dasar panggul)
• Kontraksi baik
• Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengedan
• Ketuban sudah pecah atau dipecahkan
7.      Alat-Alat Ekstraksi Vacum
a. Mangkok ( cup )
Mangkok ini dibuat untuk membuat kaputsuksedeniu buatan sehingga mangkuk dapat mencekam kepala janin. Sekarang ini terdapat dua macam mangkuk yaitu mangkuk yang terbuat dari baha logam dan plastic. Beberapa laporan menyebutkan bahwa mangkuk plastic kurang traumatis disbanding dengan mangkuk logam. mangkuk umumnya berdiameter 4 cm sampai dengan 6 cm. pada punggung mangkuk terdapat:
• Tonjolan berlubang tempat insersi rantai penarik
Tonjolan berlubang yang menghubungkan rongga mangkuk dengan pipa penghubung
Tonjolan landai sebagai tanda untuk titik petunjuk kepala janin ( point of direction )
Pada vacuum bagian depan terdapat logam/ plastic yang berlubang untuk menghisap cairan atau udara.
b. Rantai Penghubung
Rantai mangkuk tersebut dari logam dan berfungsi menghubungkan mangkuk denga pemegang.
c. Pipa Penghubung
Terbuat dari pipa karet atau plastic lentur yang tidak akan berkerut oleh tekanan negative.pipa penghubung berfungsi penghubung tekanan negative mangkuk dengan botol.
d. Botol
Merupakan tempat cadangan tekanan negatif dan tempat penampungan cairan yang mungkin ikut tersedot ( air ketuban, lendir servicks, vernicks kaseosa, darah, dll )
Pada botol ini terdapat tutup yang mempunyai tiga saluran :
- Saluran manometer
- Saluran menuju ke mangkuk
- Saluran menuju ke pompa penghisap
e. Pompa penghisap
Dapat berupa pompa penghisap manual maupun listrik
8.      Langkah klinik
a.  Persetujuan tindakan medik
b.  Persiapan sebelum tindakan
1). Pasien
a). Cairan dan selang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun.
b). Uji fungsi dan perlrngkapan peralatan vakum.
c). Siapkan alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah.
d). Medikamentosa
a. Oksitosin
b. Ergometrin
c. Prokain 1%
5) Larutan antiseptic (povidon iodine 10%)
6) Oksigen dengan regulator
7) Instrumen
a. Set partus : 1 set
b. Vakum ekstraktor : 1 set. Klem ovum: 2
c. Cunam tampon: 1
d. Tabung 5 ml dan jarum suntik No. 23 (sekali pakai): 2
e. Spekulum Sim’s atau L dan kateter karet: 2 dan 1
2).  Penolong (operator dan asisten)
a) Baju kamar tindakan, pelapis plastic, masker dan kacamata pelindung: 3 set
b) Sarung tangan DTT/steril: 4 pasang
c) Alas kaki (sepatu/”boot” karet): 3 pasang
d) Instrumen
a. Lampu sorot: 1
b. Stetoskop dan tensimeter: 1
c. Bayi
1) Instrument
a. Penghisap lendir dan penekan lidah: 1 set
b. Kain penyeka muka dan badan: 2
c. Meja bersih, kering dan hangat (untuk tindakan): 1
d. Inkubator: 1 set
e. Pemotong dan pengikat tali pusat: 1 set
f. Tabung 20 ml dan jarum suntik No.23/insulin (sekali pakai): 2
g. Kateter intravena atau jarum kupu-kupu: 2
h. Popok dan selimut: 1
i. Alat resusitasi bayi

2) Medikamentosa
a. Larutan Bikarbonas Natrikus 7,5% atau 8,4%
b. Nalokson (Narkan) 0,01 mg/kg BB
c. Epinefrin 0,01%
d. Antibiotika
e. Akuabidestilata dan dekstrose 10%
3) Oksigen dengan regulator
d.  Tindakan
1. Instruksikan asisten untuk menyiapkan ekstraktor vakum dan pastikan petugas dan persiapan untuk menolong bayi telah tersedia.
2. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan terpenuhinya persyaratan ekstraksi vakum. Bila penurunan kepala di atas H IV (0/5), rujuk pasien ke rumah sakit.
3. Masukkan tangan ke dalam wadah yang mengandung larutan klorin 0,5%, bersihkan darah dan cairan tubuh yang melekat pada sarung tangan, lepaskan secara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut.
4. Pakai sarung tangan DTT/steril yang baru

e. Pemasangan Mangkok Vakum
1. Masukkan mangkok vakum melalui introitus vagina secara miring dan setelah melewati introitus, pasangkan pada kepala bayi (perhatikan agar tepi mangkk tidak terpasang pada bagian yang tidak rata/moulage di daerah ubun-ubun kecil).
2. Dengan jari tengah dan telunjuk tahan mangkok pada posisinya dan dengan jari tengah dan telunjuk tangan lain, lakukan pemeriksaan di sekeliling tepi mangkok untuk memastikan tidak ada bagian vagina atau porsio yang terjepit di antara mangkok dan kepala.
3. Setelah hasil pemeriksaan ternyata baik, keluarkan jari tangan pemeriksaan dan tangan penahan mangkok tetap pada posisinya.
4. Instruksikan asisten untuk menurunkan tekanan (membuat vakum dalam mangkok) secara bertahap.
5. Pompa hingga tekanan skala 10 (silastik) atau -2 (Malmstroom) setelah 2 menit, naikkan hingga skala 60 (silastik) atau -6 (Malmstroom) dan tunggu 2 menit.
6. Sambil menunggu his, jelaskan pada pasien bahwa pada his puncak (fase acme) pasien harus mengedan sekuat dan selama mungkin. Tarik lipat lutut dengan lipat siku agar tekanan abdomen menjadi lebih efektif.

f.  Penarikan

1. Pada fase acme (puncak) dari his, minta pasien untuk mengedan, secara simultan lakukan penarikan dengan pengait mangkuk, dengan arah sejajar lantai (tangan luar menarik pengait, ibu jari tangan dalam pada mangkuk, telunjuk dan jari tengah pada kulit kepala bayi )
2. Bila belum berhasil pada tarikan pertama, ulangi lagi pada tarikan kedua. Episiotomy (pada pasien dengan perineum yang kaku) dilakukan pada saat kepala mendorong perineum dan tidak masuk kembali.
3. Saat suboksiput berada di bawah simfisis, arahkan tarikan ke atas hingga lahirlah berturut-turut dahi, muka dan dagu.
g. Melahirkan bayi
1. Kepala bayi dipegang biparietal, gerakkan ke bawah untuk melahirkan bahu depan, kemudian gerakkan ke atas untuk melahirkan bahu belakang, kemudian lahirkan seluruh tubuh bayi.
2. Bersihkan muka (hidung dan mulut) bayi dengan kain bersih, potong tali pusat dan serahkan bayi pada petugas bagian anak.

h. Lahirkan plasenta
1. Suntikkan oksitosin, lakukan traksi terkendali, lahirkan plasenta dengan menarik tali pusat dan mendorong uterus ke arah dorsokranial.
2. Periksa kelengkapan plasenta (perhatikan bila terdapat bagian-bagian yang lepas atau tidak lengkap).
3. Masukkan plasenta ke dalam tempatnya (hindari percikan darah).
i. Eksplorasi jalan lahir
1. Masukkan speculum sim’s/L atas dan bawah pada vagina
2. Perhatikan apakah terdapat robekan perpanjangan luka episiotomy atau robekan pada dinding vagina di tempat lain.
3. Ambil klem ovum sebanyak 2 buah, lakukan penjepitan secara bergantian ke arah samping, searah jarum jam, perhatikan ada tidaknya robekan porsio.
4. Bila terjadi robekan di luar luka episiotomy, lakukan penjahitan dan lanjutkan ke langkah K.
Bila dilakukan episiotomy, lanjutkan ke langkah J.

j. Penjahitan episiotomi
1. Pasang penopang bokong (beri alas kain). Suntikkan prokain 1% (yang telah disiapkan dalam tabung suntik) pada sisi dalam luka episiotomy (otot, jaringan, submukosa dan subkutis) bagian atas dan bawah.
2. Uji hasil iinfiltrasi dengan menjepit kulit perineum yang dianestesi dengan pinset bergigi.
3. Masukkan tampon vagina kemudian jepit tali pengikat tampon dan kain penutup perut bawah dengan kocher.
4. Dimulai dari ujung luka episiotomy bagian dalam, jahit otot dan mukosa secara jelujur bersimpul ke arah luar kemudian tautkan kembali kulit secara subkutikuler atau jelujur matras.
5. Tarik tali pengikat tampon vagina secara perlahan-lahan hingga tampon dapat dikeluarkan, kemudian kosongkan kandung kemih.
6. Bersihkan noda darah, cairan tubuh dan air ketuban dengan kapas yang telah diberi larutan antiseptic.
7. Pasang kasa yang dibasahi dengan povidon iodine pada tempat jahitan episiotomy.
k. Dekontaminasi
l. Cuci tangan pasca tindakan
n. Perawatan pasca tindakan
1. Periksa kembali tanda vital pasien, lakukan tindakan dan beri instruksi lanjut bila diperlukan.
2. Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan pada kolom yang tersedia dalam status pasien.
3. Tegaskan pada petugas yang merawat untuk melaksanakan instruksi pengobatan dan perawatan serta laporkan segera bila pada pemantauan lanjutan terjadi perubahan-perubahan yang harus diwaspadai
9.      Yang Harus Diperhatikan Dalam Tindakan Ektraksi Vacum
- Cup tidak boleh dipasang pada ubun-ubun besar
- Penurunan tekanan harus berangsur-angsur
- Cup dengan tekanan negative tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam
- Penarikan waktu ekstraksi hanya dilakukan pada waktu ada his dan ibu mengejan
- Apabila kepala masih agak tinggi ( H III ) sebaiknya dipasang cup terbesar (diameter 7 cm)
- Cup tidak boleh dipasang pada muka bayi
- Vacum ekstraksi tidak boleh dilakukan pada bayi premature
10.  Kriteria kegagalan
• Dalam 30 menit traksi tidak berhasil
• Mangkuk terlepas 3x
Penyebab kegagalan
Tenaga vakum terlalu rendah, tekanan negative dibuat terlalu cepat, selaput ketuban melekat, bagian jalan lahir terjepit, koordinasi tangan kurang baik, traksi terlalu kuat, cacat otot yang sebelumnya tidak diketahui.
11.  Komplikasi
• Ibu : perdarahan akibat atonia uteri / trauma, trauma jalan lahir
• Bayi : ekstraksi kulit kepala, sefal hematoma, nekrosis kulit kepala, perdarahan intracranial, fraktur klavikula.
2.11 Keuntungan Tindakan Vakum Ekstraksi
Cup dapat dipasang waktu kepala masih agak tinggi, H III atau kurang dari demikian mengurangi frekwensi SC
Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat, cup dapat di pasang di belakang kepala, samping kepala ataupun dahi.
Tarikan tidak dapat terlalu berat. Dengan demikian kepala tidak dapat dipaksakan melalui jalan lahir. Apabila tarikan terlampau berat cup akan lepas dengan sendirinya.
Cup dapat di pasang meskipun pembukaan belum lengkap, misalnya pada pembukaan 8-9 cm, untuk mempercepat pembukaan.untuk ini dilakukan tarikan ringan yang kontinu sehingga kepala menekan pada cervik. Tarikan tidak boleh terlalu kuat untuk mencegah robekan cervik. Di samping itu cup tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam untuk menghindari kemungkinan timbulnya perdarahan pada otak.
Vacum ekstraktor dapat juga dipergunakan untuk memutar kepala dan mengadakan fleksi kepala ( missal pada letak dahi ).
12.  Kerugian Tindakan Ekstraksi Vacum
Kerugian dari tindakan vakum adalah waktu yang diperlukan untuk pemasanga cup sampai dapat ditarik relative lebih lama ( kurang lebih 10 menit ) cara ini tidak dapat dipakai apabila ada indikasi untuk melahirkan anak dengan cepat seperti misalnya pada fetal distress ( gawat janin ) alatnya relative lebih mahal disbanding dengan forcep biasa.




























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Fetal Doppler adalah alat untuk deteksi detak jantung janin di dalam kandungan sang ibu. Gunanya untuk memeriksa apakah sang janin tumbuh dengan normal, dengan ditandai adanya denyut jantungnya.
USG (Ultrasonografi) adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor.
Ekstraktor vacum adalah alat yang menggunakan daya hampa udara (tekanan negatif) untuk melahirkan bayi dengan tarikan pada kepala.
B.     Saran
Dalam menggunakan alat Doppler dan USG sebaiknya dilakukan dengan hati hati dan teliti, cara perawatan dan penyimpanan harus dilakukan dengan benar.
Penggunaan vacuum ekstraksi dilakukan oleh tenaga yang sudah ahli, dan dilakukan dalam keadaan darurat.












DAFTAR PUSTAKA
Kusuma,C.F.2013.”Doppler”.http://ekgmurah.blogspot.com.diakses tanggal 24 oktober 2013 pukul 19.10 WIB.
Luria, Ingrassia.2012”Persalinan dengan ekstrasi vacuum”. http://luriaingrassia.blogspot.com. diakses tanggal 24 Oktober 2013 pukul 18.08 WIB.
Dharmanto, wali.2012.”Pemeriksaan denyut jantung janin”. http://walidharmanto.blogspot.com. Diakses tanggal 24 Oktober 2013 pukul 18.45 WIB
http://prodia.co.id/pemeriksaan-penunjang/usg. diakses tanggal 24 Oktober 2013 pukul 19.43 WIB
Dyan,rizqi.2012.”vacuum ekstraksi”http://rizqidyan.wordpress.com. diakses tanggal 24 Oktober 2013 Pukul 19.05 WIB



Tidak ada komentar:

Posting Komentar